Karya sang maestro
Terdapat sebuah
pemuda yang hidup dalam sebuah keluarga miskin yang hidup didesa terpencil. Kehidupannya
sangatlah sederhana. Dia adalah lulusan sebuah smp terpencil disebuah desanya.
Dia sering mengikuti berbagai lomba-lomba musik di desanya untuk mewakili
sekolah smp-nya. Dia sering disanjung orang karena permainan musiknya yang
mampu menghibur para penonton.
Suatu ketika masa
kelulusannya sudahlah datang. Ia menciptakan dan menyumbangkan sebuah lagu
untuk acara perpisahannya sekolahnya. Kini tiba saatnya ia menaiki sebuah
panggung dan menyanyikan lagu ciptaanya. Saat itulah semua guru dan siswa
terdiam. Semuanya menangis mendengarkan lagu ciptaannya. Ketika acara
perpisahannya selesai banyak para guru yang memuji dan mengomentari aksi
panggungnya yang mampu memukau semua tamu undangan yang hadir.
Semenjak
kelulusannya, dia Tiap hari pekerjaanya
adalah membantu seorang ayahnya untuk bertani. Saat itu ia sering termenung
meratapi nasib keluarganya itu. Ia tau, kehidupannya setiap hari adalah
merepotkan kedua orang tuanya. Umur bunda dan ayahnya kini sudah memasuki masa
lansia, dia sadar ayah dan bundanya itu sudah tua. kini saatnya dialah yang
menjadi tulang punggung bagi keluarganya.
Suatu saat, sakit
lama sang bunda kambuh. karena terbentur biaya keluarganya tak mampu membawanya
kerumah sakit. Sang bunda hanya dirawat disebuah gubuk kecil yang menjadi
tempat tinggal dia dan keluarganya. Berbulan-bulan sang bunda hanya bisa
terbaring tak berguna diatas tempat tidurnya yang sudah rapuh. Dia sadar kulit
sang ayah sudah keriput, ayah pasti sudah tak mempunyai tenaga untuk bertani
lagi. Kemudian dia menyuruh sang ayah untuk menemani sang bunda saja, biarlah
pekeerjaan ayah ia yang mengerjakannya. Suatu saat kemudian, hal yang paling ia
takuti sejak berbulan-bulanpun tiba. Sang bundanya sudah tak bisa lagi untuk
bernapas.
Saat kepergian sang
bunda ia sering kali termenung maratapi kehidupannya. Sang ayah sudah keriput,
hanya bisa menangis setiap kali menginget sang bunda. Suatu saat ketika sang
ayah berkumpul bersamanya sang ayah berpesan kepadanya supaya kamu ketika
dewasa nanti bisa menjadi orang yang berguna bagi nusa mauoun bang. Walaupun
kehidupannya pas-passan tapi sang ayah yakin bahwa kamu pasti bisa menjadi
orang yang lebih baik dari kehidupannya sekarang. Kini ayah hanya bisa
berbaring dan meminum obat-obatan yang dibeli disebuah warung kecil di sebelah
rumahnya. Ayahnya kini mulai sakit-sakitan. Dia(pemuda) harus bisa membagi
waktu untuk ayah dan pekerjaannya. Tiap pulang bertani dia langsung membeli
obat untuk ayahnya disebuah warung pinggir rumahnya. Saatnya hal yang
menyedihkan lagi tiba. Sang ayah telah meninggal dunia.
Semenjak kepergian
ayahnya dia sering duduk termenung sendirian di rumahnya. Dia memikirkan apa
yang sang ayah katakan agar kelak ia bisa menjadi orang yang berguna bagi
siapapun. Dia menyiapkan seperangkat koper untuk merantau ke jakarta mencari
sebuah pekerjaan. Dalam perjalanannya ia hanya ditemani sang koper dan gitar
kesayangannya yang selalu dibawa setiap kali ia pergi. Gitar adalah
satu-satunya alat penghibur dirinya dari
sepeninggal ayah dan bundanya yang telah meninggalakannya.
Dalam sebuah
perjalanan dia melihat seorang pencuri yang sedang beraksi di dalam sebuah bis.
Ia menemui sang pencuri sambil menghajarnya sampai babak belur. Perempuan
cantik yang dompetnya diambil oleh pencuri datang menemui sang pemuda yang
telah menolongnya dan mengucapkan terima kasih karena ia tekah menyelamatkan
dompet yang ia miliki. Saat itu ia duduk bareng di dalam sebuah bis dengan
wanita cantik yang dompetnya hampir dibawa kabur oleh si pencuri. Ia curhat
tentang masa kehidupannya di masa lalu. Si perempuan hanya bisa terharu
mendanger cerita yang telah ia ceritakan kepadanya.
Kemudian si
perempuan bangun dari tempat duduknya karena rumahnya sudah dekat dengan
tujuannya. Sebelum perempuan meninggalkan dia, perempuan sempat mengasihkan
sebuah kartu nama kepadanya. Dan bisnya pun berhenti, untuk menurunkan
perempuan itu. Dalam kaca bis ia melihat rumah sang perempuan. Rumahnya megah
seperti sebuah istana. Dalam perjalanannya ia sering membayangkan sosok
perempuan yang telah ditolongnya. Dalam hatinya ia berkata ”ternyata tak semua
orang jakarta itu jahat”.
Tiba saatnya ia
turun dari bis. Ia bingung akan pergi kemana lagi ini?. Langit mulai mendung
tandanya hujan akan turun membasahi dirinya. Kemudian ia lari mencari tempat
untuk berteduh. Berjam-jam ia berteduh
ditempat itu,sampai-sampai ia diusir oleh pemilik si rumah itu karena ia telah
mengkotori teras depannya dengan lumpur bekas genangan air. Dia lari kehujanan
dan mencari tempat berteduh lagi. Ia berteduh di sebuah rumah kecil. Lalu
tiba-tiab ada sebuah kakek-kakek yang memberikan kopi untuknya. Ternyata kakek
itu adalah orang yang mempunyai rumah tempat ia berteduh ini. Kakek itu
bertanya,
Kakek : apa tujuan kamu kejakarta??
Pemuda : saya ingin mencari pekerjaan kek..
Kakek : memang kamu mempunyai ijazah apa sehingga
kamu nekat datang ke jakarta??
Pemuda : saya lulusan sebuah smp kek,,
Kakek : kalo lulusan smp sih susah mancari pekrjaan
di kota sebesar jakarta ini..
Pemuda : tapi saya punya keahlian lain kok kek..
Kakek : memang kamu punya keahlian apa??
Pemuda : saya bisa bermain gitar.. kali aja ada
seseorang yang mau mensponsori hasil karya ciptaan milik saya... (sambil ketawa
bercanda)
Kakek : kalo itu keinginan kamu,, lakukan aja.,
tapi nanti dimana tempat tinggal kamu selama hidup di jakarta??
Pemuda: aku juga
tidak tahu kek..
Kakek : kalo kamu mau kamu bisa tinggal disini,
selama kamu di jakarta.
Pemuda: apa tidak
ngerepotin kakek??
Kakek : kakek disini hidup sendirian, kalo ada kamu
kakek bisa maen catur bareng terus tidak sendirian lagi.
Pemuda : terima kasih kek,,,
Semenjak hidup
bersama di rumah kakek pemuda sudah menganggap kakek seperti ayahnya sendiri.
Ia tak lagi sering termenung dan terdiam sendirian lagi dan memikirkan almarhum
ayah dan sang bunda. Ia sering mondar-mandir untuk melamar pekerjaan, tapi
banyak perusahaan yang menolaknya karena ia hanya seorang lulusan smp yang
dianggap tak mempunyai arti apa-apa. Akhirnya ia memutuskan untuk mengamen di
sebuah bus kota dengan gitar kesayangannya yang selalu ia bawa setiap kali
kemanapun ia pergi. Setiap ngamen ia selalu menyanyikan lagu ciptaanya sendiri.
Setiap kali pulang di sore hari ia membawakan makanan untuk kakek yang sudah
menunggunya untuk bermain catur bareng. Ia selalu gembira setiap sore datang,
karena ia selalu ditemani oleh kakek untuk bermain catur bersama-sama dengan
canda khas sang kakek dalam bermain catur.
Setiap malam tiba,
saatnya ia pergi ke warung untuk membelikan kakek kopi, karena kopi adalah
minuman satu-satunya yang disukai oleh kakek. Setiap kakek tidur pasti ia
memberikan sebuah selimut untuk menutupi badannya agar terasa hangat. Setiap
pagi datang sebelum kakek bangun ia selalu tak luap untuk meninggalkan
secangkir kopi di meja sebelah tempat tidurnya sang kakek,kemudian ia langsung
bergegas untuk memulai rutinitas pekerjaan setiap harinya yaitu mengamen di
bus-bus di jakarta.
Tak disangka saat ia
meganmen dan menyanyikan sebuah lagu ciptaannya terdapat seorang yang menyukai
lagu ciptaanyay itu. Ternyata orang itu adalah produser terkenal yang sedang
nik bis karena mobilnya mogok ditengah jalan. Saat itu ia mengobrol dengan
produser itu, ia menjelaskan bahwa lagu yang ia ciptakan sudah banyak dan lagu
itu adalah lgu murni ciptaan ia sendiri. Kemudian si produser itu mengajak ia
untuk mampir kekantornya. Ia pun langsung tersenyum dan memberi ucapan terima
kasih untuk si produser karena diajak ketempat kerjanya itu di sebuah studio
besar yang sering dijadikan musisi untuk mempromosikan sebuah lagunya.
Sesampainya
dikantor, produser langsung menawarkan ia untuk menyanyikan lagu yang ia sering
ciptakan sendiri. Dibawalah ia kedalam studio besar miliknya untuk menyanyikan
lgu ciptaanya. Sang produser pun takjub dan memuji lagu-lagu hasil ciptaanya. anak sang produserpun suka
dengan lau-lagu yang ia bawakan. Sesudahnya keluar dari sebuah studio tak
disangka ternyata anak produser itu adalah perempuan cantik yeng telah ia tolong
ketika dompetnya akan dicuri oleh pencopet dalam sebuah bis yang dahulu ia pernah tunggangi bareng
dan mengobrol bersama. saat itu tanpa ragu sang produseer mau mensponsori dan
mempromokan lagu-lagu ciptaan miliknya. Ia pun lansung menangis dan bersujud
syukur karena kerja keras selama ia dijakarta ini akhirnya akan tercapai dengan
terdapatnya sebuah produser yang mau mensponsori dan mempromosikan lagu-lagu
miliknya. Hari telah sore saatnya ia pulang dan membelikan sebuah makanan di
warung untuk sang kakek yang telah siap membuka papan caturnya untuk bermain
bersama.
Saat itu ia
menceritakan apa yang terjadi di siang hari ketika terdapat produser yang mau
mensponsori lagu-lagu miliknya. Kakek pun bahagia mendengar hal itu tapi kakek
khawatir kebersamaanya selama ini mungkin akan hilang karena ia akan menjadi
orang terkenal nantinya. Tak lupa setelah malam tiba ketika kakek tertidur ia
selalu mengmbilkan sebuah selimut tebal untuk dilamppirkan di badan sang kakek.
Ketika ia tidur ia mendapat telepon dari perempuan anak sang produser.
Perempuan itu ingin bertemu dengannya besok.
Pagi haripun tiba,
saatnya ia membuatkan secangkir kopi untuk kakek dan menemui perempuan anak
sang produser di tempat yang telah ia omongkan. Setelah ia bertemu perempuan
itu, perempuan itu bertanya,
Perempuan : apakah kamu sudah mempunyai pacar tuk
pendamping hidup??
Pemuda : saya belum memikirkan pacar, yang
saya pikirkan adalah pekerjaan
Perempuan : apakah kamu tidak memikirkan
pendamping hidup untuk masa depanmu??
Pemuda : saya belum memikirkannya..
Karena perempuan
anak si produser itu suka kepadanya,, maka si perempuan memberanikan diri untuk
mengungkapkan isi hatinya, bahwa ia menyukai dirinya. Ia pun (sang pemuda)
kaget mendengarkan perkataan si anak produser itu dan bertanya,
Pemuda : apa kamu seerius mengucapkan hal
tadi kepadaku??
Perempuan : saya serius, semenjak ketemu kemu
pertamua kali di bis sya sudah menyimpan rasa suka kepadamu.
Pemuda : sebenarnya aku juga sama, sejak
pertama kali kita ketemu di bis aku juga memendam rasa suka kepadamu.
Akhirnya ia pun
menikah dengan perempuan itu, lalu ia menciptakan lagu-lagu yang lebih hebat
dari lagu sebelumnya. Ia pun sering dipanggil untuk mengisi acara-acara besar
dalam sebuah pentas musik dan namanyapun telah dikenal di seluruh tanah air
bahkan sampai belahan dunia. Saat itulah ia ingat akan kenangan masa laulunya.
Bahwa ia ketika di jakarta telah ditolong oleh kakek yang selalu setia
menemanninya. Ia pun menyempatkan diri untuk berkunjung ke rumah kakek yang
telah menolongnya semenjal ia dtinggal di jakarta. Sang kakekpun bahagia
melihat ia sudah sukses dan menggandeng perempuan cantik dismpingnya. Ia pun
menciptakan lagu-lagu yang langsung nge-hits dikalangan anak muda. Karena
banyak sekali anak muda yang suka dengan karya-karya lagu-lagu ciptaanya maka
ia pun dijuluki sebagai sang maestro. Ia mampu menciptakan karya-karya hebat.
Kini ia telah menjadi seorang maestro dan ia ingat pesan sebelum sepeninggal
ayahnya, bahwa dirinya kelak mampu menjadi orang besar di kemudian hari nanti.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar